api menjalar, dari sebuah kapal
jerit ketakutan, keras melebihi gemuruh gelombang yang datang
sejuta lumba-lumba mengawasi cemas,
risau camar membawa kabar
tampomas terbakar
risau camar memberi salam,
tampomas dua tenggelam
asap kematian, dan bau daging terbakar
terus menggelepar dalam ingatan
hatiku rasa, bukan takdir tuhan
karena aku yakin itu tak mungkin
korbankan ratusan jiwa mereka yang belum tentu berdosa
korbankan ratusan jiwa demi peringatan manusia
korbankan ratusan jiwa mereka yang belum tentu berdosa
korbankan ratusan jiwa demi peringatan manusia
bukan, bukan itu
aku rasa kitapun tau
petaka terjadi, karena salah kita sendiri
datangnya pertolongan yang sangat diharapkan
bagai rindukan bulan, lamban engkau pahlawan
celoteh sang camar . .
bermacam alasan, tak mau kami dengar
dipelupuk mata hanya terlihat jilat api dan jerit penumpang kapal
tampomas . .
sebuah kapal bekas
tampomas . .
terbakas di laut lepas
tampomas . .
si penumpang terjun bebas
tampomas . .
beli lewat jalur culas
tampomas . .
hati siapa yang tak panas
tampomas . . .
tampomas
kasus ini wajib tuntas
tampomas
koran-koran seperti amblas
tampomas
pahlawanmu kurang tangkas
tampomas
cukup tamat bilang naas
(Iwan Fals)